Panorama di puncak gunung sinabung tidak kalah indahnya, puncak kedua tertinggi di Sumatera utara (Sumut) itu mempunyai ketinggian 2.451 m.dpl. Satu-satunya gunung di Sumut yang berkakikan Danau hanya ditemukan di Sinabung. Danau Lau Kawar memiliki pesona alam yang begitu memukau apalagi danau itu bagai dijaga puncak Lancuk. Lancuk adalah salah satu puncak tinggi Karo yang bertetangga dengan gunung Sinabung. Sinabung merupakan gunung api dengan tipe Strato atau berlapis.
Mendaki Sinabung merupakan pilihan yang tepat untuk menghilangkan kejenuhan. Sepanjang pendakian menuju puncak masih ditemukan hutan tropis yang indah alami.Hamparan ladang penduduk yang ditumbuhi sayur,buah dan bunga-bungaan yang berwarna-warni. Dalam perjalanan di hutan, kita juga akan merasakan bau khas daun-daun dan pepohonan yang akan ditemui didalam hutan tropis. Selain itu, kita akan mendengar kicauan burung-burung yang begitu mengoda kita untuk mengamatinya lebih dekat dengan mengunakan teropong (binocular). Hampir mencapai puncak akan melalui tantangan berat jalan setapak bebatuan yang kiri-kanan jurangnya cukup curam.
Puncak Batu Segal
Gunung yang memiliki lembah terukir indah dari satu punggungan ke punggungan lain, memiliki salah satu puncak yang paling menantang yakni, puncak Batu Segal. Dikabarkan nama "Batu segal" diberikan oleh Tetua Karo disekitar kaki gunung. Puncak ini berbentuk pilar batu yang menjulang tinggi. Belum lagi pesona kawah Sinabung setia memuntahkan uap panas. Kawah itu bernama, Kawah Batu Sigala. Kabarnya kawah itu menyimpan sejuta misteri yang tak terungkap sampai kini. Sementara di bagian puncak cukup luas dan terjal. Sebelah timurnya puncak terlihat keindahan Danau toba dan
Status Sinabung
Secara administratif gunung sinabung termasuk dalam kabupaten Karo yang terletak di kecamatan Simpang empat. Gunung yang berkaki danau itu masih tergabung dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Hutan yang dimiliki oleh gunung sinabung merupakan hutan lindung berupa hutan alam pengunungan yang tergabung dalam Tahura Bukit Barisan (BB).
Danau Lau Kawar
Berkemah sambil bergitar mengelilingi api unggun di tepi danau pada malam hari, adalah acara menarik untuk melepaskan lelah selepas mendaki. Seusai makan malam setelah mendirikan tenda, Pendaki biasanya menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dan menjalin keakraban dengan sesama pendaki di tepi danau kawar sambil bersenda gurau. Sambil merasakan sejuknya udara pengunungan dan dinginnya udara malam disana pendaki saling menceritakan pengalamannya selama mendaki. Selain mendaki, biasanya para pengunjung datang hanya sekedar camping, memancing dan membakar ikan. Kegiatan ini dilakoni mereka untuk melepaskan stress dan kabur dari rutinitas yang mengekang kehidupan mereka sehari-hari.
Danau yang airnya jernih itu, sering pula dimanfaatkan oleh pengunjung untuk mencuci piring bekas sisa -sisa makanan sehabis camping, menyuci kenderaan, dan membersihkan diri sehabis mendaki. Berada di kaki gunung sambil memandang keindahan danau dan puncak Lancuk diseberang, keindahan alam terpancar tiada
Route pendakian
Pendakian dari tepian danau kawar atau desa Sigarang-gara ke puncak, memakan waktu kurang lebih empat jam. Jarak dari kota Berastagi ke lokasi titik awal pendakian gunung sinabung di desa Lau Kawar kira-kira 27 km. Dari kota Medan dapat naik Bus trayek Medan-Kabanjahe,yakni Sinabung Jaya,Sutra dan Serasi Borneo dengan ongkos Rp.12000. Sampai di Brastagi atau di Kabajahe turun lalu mengganti bus jurusan lau kawar mengunakan angkutan pedesaan.
Pendakian dari jalur Danau kita akan merasakan arti berpetualang yang sebenarnya. Pendakian dari jalur itu melalui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar